Beranda | Artikel
Urgensi Penetapan Sifat Ilmu Bagi Allah
Rabu, 20 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Qatadah

Urgensi Penetapan Sifat Ilmu Bagi Allah merupakan kajian Islam ilmiah Shahih Bukhari Kitab Tauhid yang disampaikan oleh Ustadz Abu Qotadah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 13 Rabiul Awal 1443 H / 19 Oktober 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Urgensi Penetapan Sifat Ilmu Bagi Allah

Imam Bukhari di sini ingin menetapkan sifat ilmu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا

“Allah mengetahui perkara-perkara yang ghaib lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menampakan kepada siapapun tentang perkara yang ghaib.” (QS. Al-Jin[72]: 26)

Dari ayat ini diketahui bahwa siapa saja yang mengklaim tahu perkara yang ghaib, maka dia telah kafir. Oleh sebab itu disebutkan oleh para ulama -sebagaimana juga disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab- bahwa salah satu pembatal keimanan adalah orang yang mengklaim tahu perkara yang ghaib.

Kemudian Imam Bukhari membawakan Surah Luqman Ayat 34:

إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ…

“Sesungguhnya hanya disisi Allah ilmu tentang hari kiamat…” (QS. Luqman[31]: 34)

Hal ini menunjukkan bahwa kapan terjadinya hari kiamat termasuk dari perkara yang ghaib dan termasuk ilmu yang dikhususkan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian Imam Bukhari membawakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

أَنزَلَهُ بِعِلْمِهِ

“Allah menurunkan Al-Qur’an dengan ilmuNya.” (QS. An-Nisa[4]: 166)

Lalu Imam Bukhari membawakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ

“Allah Maha Mengetahui apa yang dikandung oleh seorang wanita ketika dia hamil dan juga tidaklah seseorang dilahirkan oleh ibunya kecuali dengan ilmu Allah Ta’ala.” (QS. Fatir[35]: 11)

Dalam arti Allah mengetahui kapan akan lahir, termasuk detiknya kapan, laki-laki atau perempuan, akan sehat atau sakit, berapa umurnya, apakah termasuk orang yang muslim atau kafir, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat tahu itu semua.

Kemudian penulis membawakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِ

“KepadaNya dikembalikan ilmu tentang hari kiamat.” (QS. Fussilat[41]: 47)

Dalam artian tidak ada makhluk -termasuk para malaikat, para Nabi dan Rasul- kapan akan terjadinya hari kiamat. Oleh sebab itu kalau ada orang yang mengklaim tahu kapan terjadinya hari kiamat, maka dia telah kafir. Adapun disebutkan tanda-tanda akan terjadinya hari kiamat, tentu ini telah disebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang adanya ciri-ciri kiamat. Tetapi kapan akan terjadinya hari kiamat maka itu tidak ada yang tahu kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hadits yang dibawakan beliau ada dua, yaitu:

Dari Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhum, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

مفاتيح الغيب خمس لا يعلمها إلا الله لا يعلم ما تغيض الأرحام إلا الله ولا يعلم ما في غد إلا الله ولا يعلم متى يأتي المطر أحد إلا الله ولا تدري نفس بأي أرض تموت إلا الله ولا يعلم متى تقوم الساعة إلا الله

“Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. (1) Tidak ada yang tahu apa yang ada di rahim kecuali Allah, (2) Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok kecuali Allah, (3) Tidak ada yang tahu akan turunnya hukan kecuali Allah, (4) Tidak ada yang tahu kapan dan dimana seseorang akan meninggal kecuali Allah, (5) Tidak ada ada yang tahu kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah.” (HR. Bukhari)

Yang diinginkan oleh Imam Bukhari adalah menjelaskan satu poin yang sangat penting, yaitu menetapkan sifat ilmu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini karena adanya penyimpangan di dalam penetapan sifat bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu:

Pertama, penyimpangan orang-orang yang berlebihan dalam menetapkan nama dan sifat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka dikenal sebagai kaum mumatsilah atau musyabbihah. Mereka menetapkkan nama dan sifat kepada Allah, tetapi mereka menyerupakan nama atau sifat Allah dengan makhlukNya. Ini tentunya syirik dalam sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menafikan persamaan. Allah memiliki nama tapi nama Allah tidak sama dengan makhluknya, Allah memiliki sifat tetapi tidak sama dengan sifat makhlukNya.

Kedua, penyimpangan orang yang menetapkan nama tapi tidak menetapkan sifat. Ini adalah ahlul kalam dari kalangan Mu’tazilah.

Ketiga, penyimpangan orang yang menetapkan nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian menetapkan bahwa Allah memiliki sifat, tetepi terjadi takwil dalam sebagian sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun ahlus sunnah wal jama’ah mempunyai kaidah dalam menetapkan nama dan sifat Allah, yaitu: “Menetapkan tanpa menyerupakan dan mensucikan tanpa menafikan.”

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50911-urgensi-penetapan-sifat-ilmu-bagi-allah/